Makalah Praktikum Fisiologi Hewan
HEMATOLOGI
Oleh
Nama : SITI LESTARI
NIM : 4121141026
Kelas : Biologi Dik C 2012
M.Kuliah : Praktikum
Fisiologi Hewan
Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri
Medan
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Hematologi”. Terwujudnya makalah ini tidak
terlepas dari bimbingan dan dorongan serta arahan dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Maka dengan kesempatan ini, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs.Hudson Sidabutar M.Si selaku dosen mata
kuliah Praktikum Fisiologi Hewan dan kakak-kaka asisten yang telah membimbing penulis dalam menulis makalah ini.
Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam penulisan
materi maupun isi yang disajikan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Medan
, Mei 2014
Siti Lestari
4121141026
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Gambar iii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Pengertian Hematologi 2
2.2 Komposisi Darah 2
2.2.1 Plasma Darah (Bagian Cair Darah) 2
2.2.2 Korpuskuler (Bagian
Padat Darah) 3
2.3 Fungsi Darah 7
2.4
Gangguan Pada Sistem Peredaran Darah 8
2.5 Alat-alat untuk pemeriksaan hematologi 9
2.6 Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb) 10
BAB III
PENUTUP 12
3.1 Kesimpulan 12
DAFTAR
PUSTAKA 13
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sel darah merah
(eritrosit) 4
Gambar 2.2 Mekanisme
pembekuan darah 7
BAB
I
PENDAHULUAN
Di dalam
tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna sebagai pengedar oksigen dan
zat makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut karbon dioksida dan zat
sisa ke organ pengeluaran. Alat transportasi pada manusia terkoordinasi dalam
suatu sistem yang disebut sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah
manusia terdiri atas darah, jantung, dan pembuluh darah.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis
yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo atau hemato yang berasal
dari kata Yunani yang berarti haima yang berarti darah.
Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada dua jenis
warna merah pada darah manusia. Warna merah terang menandakan bahwa darah
tersebut mengandung banyak oksigen, sedangkan warna merah tua menandakan bahwa
darah tersebut mengandung sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung
banyak karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan oleh adanya
hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pernafasan (respiratory protein)
yang mengandung besi (Fe) dalam bentuk heme yang merupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen.
Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia
asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hematologi
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
marfologi darah dan jaringan pembentuk darah. Hematinik adalah obat
yang digunakkan untuk menstimulasi atau memperbaiki proses pembentukan sel-sel darah merah.
2.2 Komposisi Darah
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler
(bagian padat darah).
2.2.1 Plasma Darah (Bagian Cair
Darah)
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta
mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki warana
kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9%
mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik, seperti
lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa.
Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan
mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut
zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke
organ pengeluaran.
Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:
1. Albumin berfungsi untuk memelihara
tekanan osmotik
2. Globulin berfungsi untuk membentuk
zat antibodi
3. Fibrinogen adalah sumber fibrin yang
berfungsi dalam proses pembekuan darah.
Skema
susunan darah manusia, disebutkan bahwa plasma darah terdiri atas serum dan
fibrinogen. Seperti yang telah dijelaskan diatas, fibrinogen adalah sumber
fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah, sedangkan serum adalah
suatu cairan berwarna kuning. Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi
yang dapat membunuh bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.
2.2.2 Korpuskuler (Bagian Padat
Darah)
Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:
1. Sel
Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa Yunani
yaitu, erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel.
Eritrosit merupakan bagian sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb).
Hemoglobin adalah biomolekul yang mengikat oksigen. Sedangkan darah yang
berwarna merah cerah dipengaruhi oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada
saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan
mengikat karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang dewasa kira-kira 11,5-15
gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel
darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan
memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan diet seimbang zat besi. Di dalam
tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya
hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan
ini disebut animea, yang biasanya disebabkan oleh pendarahan hebat, penyakit
yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf atau berbentuk
piringan pipih seperti donat. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter
sekitar 6-8 µm dan tebalnya sekitar 2 µm, eritrosit termasuk sel paling kecil
daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Jumlah sel darah
merah adalah jumlah yang paling banyak dibandingkan jumlah sel darah lainnya.
Secara normal, di dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25 trilliun sel darah merah atau
setiap satu milimeter kubik (1 mm3) darah trdapat 5 juta sel darah merah. Pada
perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per milimeter kubiknya sebanyak 4,5 juta.
Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana eritrosit
diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya akan
pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar
sel yang rusak dihancurkan oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati.
Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh
darah ke sumsum merah tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Sumsum
merah tulang memproduksi eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta
eritrosit per detik. Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO)
yang disintesa ginjal. Hormon ini sering digunakan para atlet dalam suatu
pertandingan sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum
tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya
sekitar 1% dari semua darah yang beredar.
Gambar 2.1
Sel darah merah (eritrosit)
2. Sel
Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah. Namun
jumlah sel darah putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah. Pada orang
dewasa setiap 1 mm3 darah terdapat 6.000-9.000 sel darah putih. Tidak seperti
sel darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel
darah putih bisa bergerak seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler.
Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar limfa, dan limpa (kura).
Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening), bentuk
tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah
merah.
Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:
a. Leukosit
Bergranula (Granulosit)
Ø Neutrofil adalah sel darah putih yang paling
banyak yaitu sekitar 60%. Plasmanya bersifat netral, inti selnya banyak dengan
bentuk yang bermacam-macam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil bertugas
untuk memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula mula bakteri
dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk
mencegah bakteri berkembang biak serta menghancurkannya
Ø Eosinofil adalah leukosit bergranula dan
bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar 5%. Eosinofil akan bertambah jumlahnya
apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat asam.
Itulah sebabnya eosinofil akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan eosin.
Eosinofil memiliki granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah untuk
memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia, dan membuang sisa-sisa sel
yang rusak.
Ø Basofil adalah leukosit bergranula yang
berwarna kebiruan. Jumlahnya hanya sekitar 1%. Plasmanya bersikap basa, itulah
sebabnya apabila basofil ditetesi dengan larutan basa, maka akan berwarna biru.
Sel darah putih ini juga bersifat fagositosis. Selain itu, basofil mengandung
zat kimia anti penggumpalan yang disebut heparin.
b. Leukosit
Tidak Bergranula (Agranulosit)
Ø Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki
bergranula. Intiselnya hampir bundar dan terdapat dua macam limfosit kecil dan
limfosit besar. 20% sampai 30% penyusun sel darah putih adalah limfosit.
Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu. Berfungsi sebagai pembentuk
antibodi.
Ø Monosit adalah leukosit tidak bergranula.
Inti selnya besar dan berbentuk bulat atau bulat panjang. Diproduksi oleh
jaringan limfa dan bersifat fagosit.
Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba masuk ke dalam tubuh,
maka tubuh akan menganggap benda yang masuk tersebut adalah benda asing.
Akibatnya tubuh memproduksi zat antibodi melalu sel darah putih untuk
menghancurkan antigen. Glikoprotein yang terdapat pada hati kita, dapat menjadi
antigen bagi orang lain apabila glikoprotein tersebut disuntikkan kepada orang
lain. Hal ini membuktikan bahwa suatu bahan dapat dianggap sebagai antigen
untuk orang lain tetapi belum tentu sebagai antigen untuk diri kita sendiri.
Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.
Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada dua macam:
1) Sel Fagosit
Sel fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara menelan (fagositosis).
Fagosit terdiri dari dua macam:
a) Neutrofil, terdapat dalam darah
b) Makrofag, dapat meninggalkan
peredaran darah untuk masuk kedalam jaringan atau rongga tubuh.
2) Sel Limfosit
Limfosit terdiri dari:
a) T Limfosit (T sel), yang bergerak ke
kelenjar timus (kelenjar limfa di dasar leher)
b) B Limfosit (B Sel)
Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah, menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan antigen yang
masuk ke dalam tubuh. Seringkali virus memasuki tubuh tidak melalui pembuluh
darah tetapi melalui kulit dan selaput lendir agar terhindar dari lukosit.
Namun sel-sel tubuh tersebut tidak berdiam diri. Sel-sel tersebut akan
menghasilkan interferon suatu protein yang dapat memproduksi zat penghalang
terbentuknya virus baru (replikasi). Adanya kemampuan ini dapat mencengah
terjadinya serangan virus.
3. Keping
Darah (Trombosit)
Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran yang paling
kecil, bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping darah
dibuat di dalam sumsum merah yang terdapat pada tulang pipih dan tulang pendek.
Setiap 1 mm3 darah terdapat 200.000 – 300.000 butir keping darah. Trombosit
yang lebih dari 300.000 disebut trombositosis, sedangkan apabila kurang dari
200.000 disebut trombositopenia. Trombosit hanya mampu bertahan 8 hari.
Meskipun demikian trombosit mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
pembekuan darah.
Pada
saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan menjadi kasar. Jika
trombosit menyentuh permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan pecah.
Pecahnya trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim trombokinase yang
terkandung di dalamnya. Enzim trombokinase dengan bantuan mineral kalsium (Ca)
dan vitamin K yang terdapat di dalam tubuh dapat mengubah protombin menjadi
trombin. Selanjutnya, trombin merangsang fibrinogen untuk membuat fibrin atau
benang-benag. Benang-benang fibrin segera membentuk anyaman untuk menutup luka
sehingga darah tidak keluar lagi.
Gambar 2.2
Mekanisme pembekuan darah
2.3 Fungsi Darah
Darah memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang padat (sel
darah). Bagian – bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Secara
garis besar, fungsi utama darah adalah sebagai berikut:
1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh,
seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat sisa metabolisme, hormon, dan air.
2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ
tubuh yang aktif ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap
stabil, yaitu berkisar antara 36 – 37oC.
3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam
tubuh oleh sel darah putih.
4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)
2.4 Gangguan Pada Sistem Peredaran
Darah
Banyak penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem peredaran darah
manusia. Di bawah ini adalah beberapa penyakit ataupun kelainan yang disebabkan
oleh sel – sel darah :
1. Anemia
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
sel darah merah hingga di bawah normal sehingga darah tidak dapat mengangkut
oksigen dalam jumlah yang diperlukan tubuh. Penyakit tersebut dapat disebabkan
dari pendarahan hebat, seperti akibat kecelakaan, berkurangnya pembentukan sel
darah merah, dan meningkatnya penghancuran sel darah merah.
Anemia biasanya banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena
setiap satu bulan sekali perempuan mengalami pendarahan yang lumayan banyak
yaitu saat menstruasi. Anemia dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang
tenaga, dan kepala terasa melayang.pengobatan yang diberikan pada pasien anemia
berupa tranfusi darah. Salah satu tindakan pencegahannya adalah dengan rajin
mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, misalnya bayam, atau bisa
juga dengan mengonsumsi suplemen penambah darah.
2. Leukemia
Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel darah putih yang tak terkendali. Leukemia terjadi jika
proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih dalam sumsum tulang
menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Pengobatan yang bisa dilakukan adalah
dengan melakukan kemoterapi, kemoterapi berguna untuk menghambat pertumbuhan
sel-sel kanker. Selain kemoterapi, penderita leukimia bisa juga melakukan
transplantasi sumsum tulang, namun transplantasi sumsum tulang adalah proses
yang cukup rumit karena memerlukan pendonor sumsum tulang dengan tingkat
kecocokan yang cukup tinggi.
3. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit yang bersifat menurun (genetik), maksudnya dapat
diturunkan pada keturunannya. Penderita penyakit ini tidak dapat menghentikan
pendarahan akibat luka karena darahnya sukar membeku. Untuk pengobatan
penderita hemofilia sepertinya agak sulit dilakukan, karena penyakit ini adalah
penyakit keturunan. Pada pendarahan yang cukup serius, misalnya saja mengalami
kecelakaan, maka penderita hemofilia bisa saja mengalami kematian karena
darahnya sukar membeku. Sebaiknya para penderita hemofilia berhati-hati dengan
benda-benda tajam ataupun sesuatu yang bisa menyebabkan mereka mengeluarkan
darah. Hemofilia hanya diderita oleh kaum laki-laki, tetapi gen ini dibawa oleh
perempuan.
2.5
Alat-alat untuk pemeriksaan hematologi
Peralatan-peralatan yang
diperlukan untuk pemeriksaan hematologi antara lain:
1. Lanset darah
Lanset darah disposable (sekali
buang) diperlukan untuk mendapatkan darah kapiler. Lanset yang baik adalah
sekali berujung tajam dan melebar.
2. Jarum, semprit dan botol
Jarum dan semprit disposable
digunakan untuk memperoleh darah vena dan arteri. Jarum hendaknya cukup besar,
berujung runcing, tajam dan lurus. Lebih baik lagi jika digunakan jarum dan
tabung hampa udara steril (venoject) yang membuat darah terhisap ke dalam
tabung dan benar-benar tak tercemar. Botol kecil steril digunakan untuk
menampung darah setelah diambil ke dalam semprit.
3. Hemositometer
Hemositometer digunakan untuk
menghitung eritrosit, lekosit dan trombosit. Alat ini terdiri atas kamar
hitung, kaca penutup dan pipet.
a. Kamar hitung
Kamar hitung yang banyak
digunakan adalah improved Neubauer.
b. Kaca penutup
Kaca penutup dibuat benar-benar
datar, agak lebih tebal dari kaca obyek.
c. Pipet
Pipet yang digunakan adalah pipet
Thoma untuk mengencerkan eritrosit, terdiri atas pipa kapiler yang bergaris
bagi dan membesar pada salah satu ujung membentuk bola. Di dalam bola terdapat
sebutir kaca merah.
Pipet Thoma untuk mengencerkan
lekosit sama dengan pipet eritrosit, namun di dalam bola terdapat sebutir kaca
putih.
4. Hemoglobinometer (hemometer)
Hemoglobinometer digunakan untuk
mengukur kadar hemoglobin secara sederhana. Hemometer Sahli masih digunakan di
laboratorium-laboratorium kecil atau di lembaga-lembaga pelayanan kesehatan
dasar misalnya puskesmas. Sehingga, meskipun cara ini tak dianjurkan karena
akurasinya yang rendah namun masih perlu dipelajari. Alat ini terdiri atas HCl,
tabung reaksi dan pengaduk, pipet hemogobin serta warna pembanding.
5. Kaca obyek dan kaca penutup
Kaca
obyek berukuran 1 x 3 inci. Sebaiknya pinggir kaca obyek benar-benar rata
sehingga baik untuk membuat sediaan apus. Kaca penutup harus tipis supaya dapat
digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis.
2.6
Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb)
Cara pemeriksaan kadar Hb yang lazim
digunakan adalah cara fotoelektrik dan kolorimetrik visual.
1. Cara fotoelektrik
Dengan cara ini, hemoglobin
diubah menjadi sianmethemoglobin (hemoglobin-sianida) dalam larutan yang berisi
kaliumferrisianida dan kalium sianida. Larutan Drabkin mengubah hemoglobin,
oksihemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin menjadi sianmethemoglobin.
Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin karena memiliki akurasi yang
sangat tinggi.
2. Cara kolorimetrik visual (cara
Sahli)
Dengan cara ini, hemoglobin
diubah menjadi hematin asam yang berwarna coklat. Kemudian warna ini
dibandingkan dengan warna standar secara visual. Langkah-langkah pemeriksaan
dengan cara Sahli yaitu:
a. Masukkan 5 tetes HCl 0,1 N ke
dalam tabung pengencer
b. Isap darah kapiler atau darah
vena dengan antikoagulan EDTA atau oksalat dengan menggunakan pipet Hb sampai
tanda 20 μL tanpa terputus
c. Hapuslah darah diluar ujung
pipet
d. Segera alirkan darah ke dasar
tabung, jangan sampai ada gelembung udara
e. Angkat pipet sedikit lalu
hisap HCl 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah
f. Aduklah supaya cepat terjadi
reaksi antara darah dan HCl. Selama pengadukan tambahkan setetes demi setetes
aquades.
g. Setelah 3-5 menit bandingkan
warna tersebut dengan warna standar sampai benar-benar sama. Bacalah kadar Hb
setinggi permukaan cairan dalam tabung
Kelemahan metode ini adalah:
a. Tak semua hemoglobin menjadi
hematin asam, misalnya karboksihemoglobin (Hb-CO2), methemoglobin dan
sulfhemoglobin
b. Kemampuan visual pemeriksa
sangat mempengaruhi hasil
c. Cahaya yang kurang terang
mempengaruhi hasil.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
marfologi darah dan jaringan pembentuk darah.
Darah adalah cairan yang ada pada
manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan
oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler
(bagian padat darah). Plasma Darah (bagian cair darah) terdiri dari plasma. Korpuskuler
(bagian padat darah) terdiri dari :
1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
2. Sel Darah Putih (Leukosit)
3. Keping Darah (Trombosit)
Darah
didalam tubuh kita mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari
makanan, oksigen, zat-zat sisa metabolisme, hormon, dan air.
2.Menjaga
suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif ke organ
tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara
36 – 37oC.
3.Membunuh
bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah putih.
4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho,
Heru Santoso Wahito. 2011. Biokimia: Program D3 Kebidanan. Jakarta : Erlangga
Oehadian , Amaylia. 2003. Jurnal : Aspek Hematologi Tuberkolosis. Bandung
: RS Perjan Hasan
Sadikin/FK UNPAD
http://ida-diyanti.blogspot.com/2012/01/makalah-darah-hematologi.html
(Diakses
11 Mei 2014)
http://id.scribd.com/doc/101836134/makalah-hematologi
(Diakses 11 Mei 2014)