Entri Populer

Senin, 10 November 2014

Save Earth, Save Future.

“ Surat Teman dari Tahun 2070” yang benar-benar sangat menggetarkan hati nurani kita. Sebuah video mengenai kehidupan di tahun 2070 mendatang yang mungkin tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Berikut adalah kata-kata yang menguras air mata tersebut :
“Usia saya baru 50 tahun, tetapi penampilan saya seperti seseorang yang telah berusia 85 tahun.
Saya menderita gangguan ginjal serius, karena saya tidak minum dengan cukup
Saya khawatir saya tidak memiliki waktu lebih lama lagi untuk hidup
Saya adalah salah satu orang tertua di masyarakat


Saya ingat sewaktu saya berusia 5 tahun
Semuanya tampak berbeda
Banyak pepohonan di taman,
Rumah-rumah memiliki kebun yang indah,
Dan saya dapat menikmati mandi selama setengah jam
Saat ini, kita menggunakan handuk dan minyak pencuci untuk membersihkan tubuh kita


Kita harus membayar kepada pemerintah atas udara yang kita hirup, 137 m3 per hari per orang dewasa
Siapa yang tidak mampu membayar
, akan diusir dari “zona yang berventilasi”, paru-paru mekanik yang sangat besar dengan tenaga matahari.
Kualitas udara sangat buruk, tetapi paling tidak orang-orang dapat bernafas.
Usia harapan hidup adalah 35 tahun


Kita diperingati untuk menjaga lingkungan, tetapi tidak satu orang pun yang peduli
Ketika anakku meminta kepadaku untuk menceritakan tentang masa mudaku,
aku mengatakan kepadanya tentang lahan yang hijau, keindahan bunga-bunga, tentang hujan, betapa menyenangkannya berenang dan tentang ikan-ikandi sungai dan waduk,
kita dapat meminum semua minuman,
dan betapa sehatnya orang-orang di masa itu


Dia bertanya: Ayah! Kenapa tidak ada air ?
Kemudian, aku merasakan ada
yang mengganjal
di tenggorokan ku !


Aku tidak bisa untuk tidak merasa bersalah, karena
aku termasuk pada generasi yang berkontribusi menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan atau dengan seenaknya
tidak memperhatikan
Semua tanda peringatan


Saat ini,
anak-anak kita
membayar harga yang sangat mahal!

Aku sangat percaya bahwa dalam waktu yang singkat kehidupan di bumi menjadi sesuatu yang tidak mungkin, karena kerusakan alam saat ini mencapai tahap yang tidak dapat dikembalikan ke semula lagi

Bagaimana aku bisa kembali lagi dan membuat manusia mengerti …
bahwa kita masih mempunyai waktu untuk menyelamatkan bumi kita


Sekarang …..
Ini adalah pilihanmu ….
Untuk menjaga planet kita yang indah ini


atau …


menjadi egois dan
menghiraukan kebutuhan generasi masa depan kita”


            Itulah pesan untuk kita generasi muda yang peduli dengan masa depan bangsa maupun dunia ini. Untuk selalu hemat akan penggunaan air dan meminimalisir adanya polusi udara yang menyebabkan rusaknya lapisan ozon bumi pertiwi kita ini. Kesempatan tidak datang dua kali. Mari kita rawat tanah pijakan kita ini, mulai saat ini juga. Dan ingat bahwa semua hal itu berubah, tidak ada yang tetap. Yang tetap hanyalah perubahan itu sendiri.
Save Earth, Save Future.

Hematologi



Makalah Praktikum Fisiologi Hewan
HEMATOLOGI
    

Oleh
Nama : SITI LESTARI
NIM : 4121141026
Kelas : Biologi Dik C 2012
M.Kuliah : Praktikum Fisiologi Hewan


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan
2014
 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hematologi”. Terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan serta arahan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dengan kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs.Hudson Sidabutar M.Si selaku dosen mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan dan kakak-kaka asisten yang telah membimbing penulis dalam menulis makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dalam penulisan materi  maupun isi yang disajikan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.                         
                                                                                   
                                                                                    Medan ,   Mei 2014
                                                           

                                                                        Siti Lestari
                                                                        4121141026










DAFTAR ISI
                                                                                                          Halaman
Kata Pengantar                                                                                                           i
Daftar Isi                                                                                                                   ii
Daftar Gambar                                                                                                          iii
BAB I PENDAHULUAN                                                                                        1
BAB II PEMBAHASAN                                                                                         2
2.1 Pengertian Hematologi                                                                                      2
2.2 Komposisi Darah                                                                                               2            
 2.2.1 Plasma Darah (Bagian Cair Darah)                                                              2
2.2.2 Korpuskuler (Bagian Padat Darah)                                                               3
2.3 Fungsi Darah                                                                                                      7
2.4 Gangguan Pada Sistem Peredaran Darah                                                        8
2.5 Alat-alat untuk pemeriksaan hematologi                                                         9
2.6 Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb)                                                            10
BAB III PENUTUP                                                                                                12
3.1 Kesimpulan                                                                                                       12
DAFTAR PUSTAKA                                                                                             13









DAFTAR GAMBAR
                                                                                     

                                                                                                Halaman
Gambar 2.1 Sel darah merah (eritrosit)                                                                       4
Gambar 2.2 Mekanisme pembekuan darah                                                                 7


 


BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna sebagai pengedar oksigen dan zat makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut karbon dioksida dan zat sisa ke organ pengeluaran. Alat transportasi pada manusia terkoordinasi dalam suatu sistem yang disebut sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung, dan pembuluh darah.
            Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo atau hemato yang berasal dari kata Yunani yang berarti haima yang berarti darah.
            Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada dua jenis warna merah pada darah manusia. Warna merah terang menandakan bahwa darah tersebut mengandung banyak oksigen, sedangkan warna merah tua menandakan bahwa darah tersebut mengandung sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung banyak karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan oleh adanya hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pernafasan (respiratory protein)  yang mengandung besi (Fe) dalam bentuk heme yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
            Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hematologi
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang marfologi darah dan jaringan pembentuk darah. Hematinik adalah obat yang digunakkan untuk menstimulasi atau memperbaiki proses pembentukan sel-sel darah merah.
2.2 Komposisi Darah
            Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler (bagian padat darah).
2.2.1 Plasma Darah (Bagian Cair Darah)
            Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki warana kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa.
            Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ pengeluaran.
            Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:
1.      Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik
2.      Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi
3.      Fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah.
           Skema susunan darah manusia, disebutkan bahwa plasma darah terdiri atas serum dan fibrinogen. Seperti yang telah dijelaskan diatas, fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah, sedangkan serum adalah suatu cairan berwarna kuning. Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat membunuh bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.
2.2.2 Korpuskuler (Bagian Padat Darah)
            Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:
1.  Sel Darah Merah (Eritrosit)
            Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa Yunani yaitu, erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel. Eritrosit merupakan bagian sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah biomolekul yang mengikat oksigen. Sedangkan darah yang berwarna merah cerah dipengaruhi oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan diet seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut animea, yang biasanya disebabkan oleh pendarahan hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
            Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf  atau berbentuk piringan pipih seperti donat. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 µm dan tebalnya sekitar 2 µm, eritrosit termasuk sel paling kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Jumlah sel darah merah adalah jumlah yang paling banyak dibandingkan jumlah sel darah lainnya. Secara normal, di dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25 trilliun sel darah merah atau setiap satu milimeter kubik (1 mm3) darah trdapat 5 juta sel darah merah. Pada perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per milimeter kubiknya sebanyak 4,5 juta.
            Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana eritrosit diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak dihancurkan oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum merah tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Sumsum merah tulang memproduksi eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik. Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO) yang disintesa ginjal. Hormon ini sering digunakan para atlet dalam suatu pertandingan sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari semua darah yang beredar.
Gambar 2.1 Sel darah merah (eritrosit)
2.  Sel Darah Putih (Leukosit)
            Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah. Namun jumlah sel darah putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah. Pada orang dewasa setiap 1 mm3 darah terdapat 6.000-9.000 sel darah putih. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar limfa, dan limpa (kura).
            Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening), bentuk tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah merah.
            Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:
a.  Leukosit Bergranula (Granulosit)
Ø  Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%. Plasmanya bersifat netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang bermacam-macam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil bertugas untuk memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk mencegah bakteri berkembang biak serta menghancurkannya
Ø  Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar 5%. Eosinofil akan bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya eosinofil akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil memiliki granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah untuk memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia, dan membuang sisa-sisa sel yang rusak. 
Ø  Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya hanya sekitar 1%. Plasmanya bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofil ditetesi dengan larutan basa, maka akan berwarna biru. Sel darah putih ini juga bersifat fagositosis. Selain itu, basofil mengandung zat kimia anti penggumpalan yang disebut heparin.
b.  Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)
Ø  Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki bergranula. Intiselnya hampir bundar dan terdapat dua macam limfosit kecil dan limfosit besar. 20% sampai 30% penyusun sel darah putih adalah limfosit. Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu. Berfungsi sebagai pembentuk antibodi.
Ø  Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk bulat atau bulat panjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit.
            Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan menganggap benda yang masuk tersebut adalah benda asing. Akibatnya tubuh memproduksi zat antibodi melalu sel darah putih untuk menghancurkan antigen. Glikoprotein yang terdapat pada hati kita, dapat menjadi antigen bagi orang lain apabila glikoprotein tersebut disuntikkan kepada orang lain. Hal ini membuktikan bahwa suatu bahan dapat dianggap sebagai antigen untuk orang lain tetapi belum tentu sebagai antigen untuk diri kita sendiri. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.

            Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada dua macam:
1)  Sel Fagosit
            Sel fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara menelan (fagositosis). Fagosit terdiri dari dua macam:
a)  Neutrofil, terdapat dalam darah
b)  Makrofag, dapat meninggalkan peredaran darah untuk masuk kedalam jaringan atau rongga tubuh.
2)  Sel Limfosit
            Limfosit terdiri dari:
a)   T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar timus (kelenjar limfa di dasar leher)
b)  B Limfosit (B Sel)
            Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah, menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan antigen yang masuk ke dalam tubuh. Seringkali virus memasuki tubuh tidak melalui pembuluh darah tetapi melalui kulit dan selaput lendir agar terhindar dari lukosit. Namun sel-sel tubuh tersebut tidak berdiam diri. Sel-sel tersebut akan menghasilkan interferon suatu protein yang dapat memproduksi zat penghalang terbentuknya virus baru (replikasi). Adanya kemampuan ini dapat mencengah terjadinya serangan virus.
3. Keping Darah (Trombosit)
            Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran yang paling kecil, bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping darah dibuat di dalam sumsum merah yang terdapat pada tulang pipih dan tulang pendek. Setiap 1 mm3 darah terdapat 200.000 – 300.000 butir keping darah. Trombosit yang lebih dari 300.000 disebut trombositosis, sedangkan apabila kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit hanya mampu bertahan 8 hari. Meskipun demikian trombosit mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembekuan darah.
Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan menjadi kasar. Jika trombosit menyentuh permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan pecah. Pecahnya trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim trombokinase yang terkandung di dalamnya. Enzim trombokinase dengan bantuan mineral kalsium (Ca) dan vitamin K yang terdapat di dalam tubuh dapat mengubah protombin menjadi trombin. Selanjutnya, trombin merangsang fibrinogen untuk membuat fibrin atau benang-benag. Benang-benang fibrin segera membentuk anyaman untuk menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.
Gambar 2.2 Mekanisme pembekuan darah
2.3 Fungsi Darah
            Darah memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang padat (sel darah). Bagian – bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Secara garis besar, fungsi utama darah adalah sebagai berikut:
1.  Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat sisa metabolisme, hormon, dan air.
2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 – 37oC.
3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah putih.
4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)

2.4 Gangguan Pada Sistem Peredaran Darah
            Banyak penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem peredaran darah manusia. Di bawah ini adalah beberapa penyakit ataupun kelainan yang disebabkan oleh sel – sel darah :
1.  Anemia
            Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin sel darah merah hingga di bawah normal sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang diperlukan tubuh. Penyakit tersebut dapat disebabkan dari pendarahan hebat, seperti akibat kecelakaan, berkurangnya pembentukan sel darah merah, dan meningkatnya penghancuran sel darah merah.
            Anemia biasanya banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena setiap satu bulan sekali perempuan mengalami pendarahan yang lumayan banyak yaitu saat menstruasi. Anemia dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, dan kepala terasa melayang.pengobatan yang diberikan pada pasien anemia berupa tranfusi darah. Salah satu tindakan pencegahannya adalah dengan rajin mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, misalnya bayam, atau bisa juga dengan mengonsumsi suplemen penambah darah.
2. Leukemia
            Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel darah putih yang tak terkendali. Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih dalam sumsum tulang menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan kemoterapi, kemoterapi berguna untuk menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Selain kemoterapi, penderita leukimia bisa juga melakukan transplantasi sumsum tulang, namun transplantasi sumsum tulang adalah proses yang cukup rumit karena memerlukan pendonor sumsum tulang dengan tingkat kecocokan yang cukup tinggi.
3. Hemofilia
            Hemofilia adalah penyakit yang bersifat menurun (genetik), maksudnya dapat diturunkan pada keturunannya. Penderita penyakit ini tidak dapat menghentikan pendarahan akibat luka karena darahnya sukar membeku. Untuk pengobatan penderita hemofilia sepertinya agak sulit dilakukan, karena penyakit ini adalah penyakit keturunan. Pada pendarahan yang cukup serius, misalnya saja mengalami kecelakaan, maka penderita hemofilia bisa saja mengalami kematian karena darahnya sukar membeku. Sebaiknya para penderita hemofilia berhati-hati dengan benda-benda tajam ataupun sesuatu yang bisa menyebabkan mereka mengeluarkan darah. Hemofilia hanya diderita oleh kaum laki-laki, tetapi gen ini dibawa oleh perempuan.
2.5 Alat-alat untuk pemeriksaan hematologi
Peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pemeriksaan hematologi antara lain:
1. Lanset darah
Lanset darah disposable (sekali buang) diperlukan untuk mendapatkan darah kapiler. Lanset yang baik adalah sekali berujung tajam dan melebar.
2. Jarum, semprit dan botol
Jarum dan semprit disposable digunakan untuk memperoleh darah vena dan arteri. Jarum hendaknya cukup besar, berujung runcing, tajam dan lurus. Lebih baik lagi jika digunakan jarum dan tabung hampa udara steril (venoject) yang membuat darah terhisap ke dalam tabung dan benar-benar tak tercemar. Botol kecil steril digunakan untuk menampung darah setelah diambil ke dalam semprit.
3. Hemositometer
Hemositometer digunakan untuk menghitung eritrosit, lekosit dan trombosit. Alat ini terdiri atas kamar hitung, kaca penutup dan pipet.
a. Kamar hitung
Kamar hitung yang banyak digunakan adalah improved Neubauer.
b. Kaca penutup
Kaca penutup dibuat benar-benar datar, agak lebih tebal dari kaca obyek.

c. Pipet
Pipet yang digunakan adalah pipet Thoma untuk mengencerkan eritrosit, terdiri atas pipa kapiler yang bergaris bagi dan membesar pada salah satu ujung membentuk bola. Di dalam bola terdapat sebutir kaca merah.
Pipet Thoma untuk mengencerkan lekosit sama dengan pipet eritrosit, namun di dalam bola terdapat sebutir kaca putih.
4. Hemoglobinometer (hemometer)
Hemoglobinometer digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin secara sederhana. Hemometer Sahli masih digunakan di laboratorium-laboratorium kecil atau di lembaga-lembaga pelayanan kesehatan dasar misalnya puskesmas. Sehingga, meskipun cara ini tak dianjurkan karena akurasinya yang rendah namun masih perlu dipelajari. Alat ini terdiri atas HCl, tabung reaksi dan pengaduk, pipet hemogobin serta warna pembanding.
5. Kaca obyek dan kaca penutup
Kaca obyek berukuran 1 x 3 inci. Sebaiknya pinggir kaca obyek benar-benar rata sehingga baik untuk membuat sediaan apus. Kaca penutup harus tipis supaya dapat digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis.
2.6 Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb)
Cara pemeriksaan kadar Hb yang lazim digunakan adalah cara fotoelektrik dan kolorimetrik visual.
1. Cara fotoelektrik
Dengan cara ini, hemoglobin diubah menjadi sianmethemoglobin (hemoglobin-sianida) dalam larutan yang berisi kaliumferrisianida dan kalium sianida. Larutan Drabkin mengubah hemoglobin, oksihemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin menjadi sianmethemoglobin. Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin karena memiliki akurasi yang sangat tinggi.
2. Cara kolorimetrik visual (cara Sahli)
Dengan cara ini, hemoglobin diubah menjadi hematin asam yang berwarna coklat. Kemudian warna ini dibandingkan dengan warna standar secara visual. Langkah-langkah pemeriksaan dengan cara Sahli yaitu:
a. Masukkan 5 tetes HCl 0,1 N ke dalam tabung pengencer
b. Isap darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan EDTA atau oksalat dengan menggunakan pipet Hb sampai tanda 20 μL tanpa terputus
c. Hapuslah darah diluar ujung pipet
d. Segera alirkan darah ke dasar tabung, jangan sampai ada gelembung udara
e. Angkat pipet sedikit lalu hisap HCl 2 atau 3 kali untuk membersihkan darah
f. Aduklah supaya cepat terjadi reaksi antara darah dan HCl. Selama pengadukan tambahkan setetes demi setetes aquades.
g. Setelah 3-5 menit bandingkan warna tersebut dengan warna standar sampai benar-benar sama. Bacalah kadar Hb setinggi permukaan cairan dalam tabung
Kelemahan metode ini adalah:
a. Tak semua hemoglobin menjadi hematin asam, misalnya karboksihemoglobin (Hb-CO2), methemoglobin dan sulfhemoglobin
b. Kemampuan visual pemeriksa sangat mempengaruhi hasil
c. Cahaya yang kurang terang mempengaruhi hasil.
















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang marfologi darah dan jaringan pembentuk darah. 
            Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
            Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler (bagian padat darah). Plasma Darah (bagian cair darah) terdiri dari plasma. Korpuskuler (bagian padat darah) terdiri dari :
1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
2. Sel Darah Putih (Leukosit)
3. Keping Darah (Trombosit)
Darah didalam tubuh kita mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat sisa metabolisme, hormon, dan air.
2.Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 – 37oC.
3.Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah putih.
4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)






DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Heru Santoso Wahito. 2011. Biokimia: Program D3 Kebidanan. Jakarta  : Erlangga
Oehadian , Amaylia. 2003. Jurnal : Aspek Hematologi Tuberkolosis. Bandung : RS Perjan Hasan Sadikin/FK UNPAD
http://ida-diyanti.blogspot.com/2012/01/makalah-darah-hematologi.html (Diakses 11 Mei 2014)
http://id.scribd.com/doc/101836134/makalah-hematologi (Diakses 11 Mei 2014)