Penyu Hijau (Chelonia mydas)
Penyu hijau atau Chelonia
mydas
|
||||||||||||||
|
Penyu adalah kura-kura laut. Penyu
ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan,
penyu sudah ada sejak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus.
Pada masa itu Archelon,
yang berukuran panjang badan enam meter, dan Cimochelys telah
berenang di laut purba seperti penyu masa kini.
Penyu memiliki sepasang tungkai
depan yang berupa kaki pendayung yang memberinya ketangkasan berenang di dalam
air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata,
kelas reptilia
itu tetap harus sesekali naik ke permukaan air untuk mengambil napas. Itu
karena penyu bernapas dengan paru-paru. Penyu pada
umumnya bermigrasi
dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 kilometer dapat ditempuh
58 - 73 hari.
Diperkirakan, setiap tahun sekitar 100.000 ekor penyu hijau
dibunuh dikepulauan Indo-Australia.
Uraian Fisik penyu hijau
Uraian Fisik penyu hijau
- Memiliki warna kuning kehijauan atau coklat hitam gelap
- Cangkangnya bulat telur bila dilihat dari atas dan kepalanya relatif kecil dan tumpul
- Ukuran panjang adalah antara 80 hingga 150 cm dan beratnya dapat mencapai 132 kg
Ekologi dan habitat
Penyu hijau sangat jarang ditemui di perairan beriklim
sedang, tetapi sangat banyak tersebar di wilayah tropis dekat dengan pesisir
benua dan sekitar kepulauan.
Perkembangbiakan
Usia untuk kematangan seksualnya tidaklah pasti: perkiraan
saat ini sekitar 45 hingga 50 tahun. Penyu hijau betina bermigrasi dalam
wilayah yang luas, antara kawasan mencari makan dan bertelur, tetapi cenderung
untuk mengikuti garis pantai dibandingkan menyeberangi lautan terbuka.
Makanan
Penyu hijau dewasa merupakan penyu laut herbivora. Makanan
utama mereka adalah lamun laut atau alga, yang hidup di perairan tropis dan
subtropik. Tetapi anak-anaknya diasumsikan omnivore untuk mempercepat
pertumbuhan tubuh mereka. Kemungkinan besar terjadi transisi bertahap, saat
penyu mencapai besar yang cukup untuk dapat menghindari predatornya.
Populasi dan Distribusi
Di kawasan pesisir Afrika, India dan Asia Tenggara serta
sepanjang garis pantai pesisir Australia dan Kepulauan Pasifik Selatan.
terdapat sejumlah kawasan peteluran dan kawasan mencari makan penting bagi
penyu hijau. Mereka juga dapat ditemukan di Mediterania dan terkadang di
kawasan utara hingga perairan pesisir Inggris.
Ancaman
* Hilang dan rusaknya habitat
* Hilang dan rusaknya habitat
Pembangunan yang tidak terkendali menyebabkan rusaknya
pantai-pantai yang penting bagi penyu hijau untuk bertelur. Demikian juga
habitat tempat penyu hijau mencari makan seperti terumbu karang dan hamparan
lamun laut terus mengalami kerusakan akibat sedimentasi atau pun pengrusakan
oleh manusia.
*Pengambilan
secara langsung
Para peneliti memperkirakan setiap tahun sekitar 30.000
penyu hijau ditangkap di Baja, Kalifornia dan lebih dari 50.000 penyu laut
dibunuh di kawasan Asia Tenggara (khususnya di Bali, Indonesia) dan di Pasifik
Selatan.
Di banyak negara, anak-anak penyu laut ditangkap, diawetkan dan
dijual sebagai cendera matakepadawisatawan. .
*Pengambilan secara tidak langsung
*Pengambilan secara tidak langsung
Setiap tahu, ribuan penyi hijau terperangkap dalam jaring
penangkap. Penyu laut merupakan reptile dan mereka bernafas dengan paru-paru,
sehingga saat mereka gagal untuk mencapai permukaan laut mereka mati karena
tenggelam.
*Penyakit
Di sejumlah kepulauan Hawai, hampir 70% dari penyu hijau
yang terdampar, terkena fibropapillomas, penaykit tumor yang dapat membunuh
penyu laut. Saat ini, penyebab tumor belumdiketahui.
*Pemangsa Alami
*Pemangsa Alami
Penyu laut dapat mengeluarkan lebih dari 150 telur per
sarang dan bertelur beberapa kali selama musimnya, agar semakin banyak penyu
yang berhasil mencapai tingkat dewasa. Keseimbangan antara penyu laut dan
pemangsanya dapat menjadi lawan bagi keberlanjutan hidup penyu saat pemangsa
baru diintroduksi atau jika pemangsa alami tiba-tiba meningkat sebagai hasil
dari kegiatan manusia. Seperti yang terjadi di pantai perteluran di Guianas,
kini anjing menjadi ancaman utama bagi telur dan penetasan.
Masa Bertelur
Penyu mengalami siklus bertelur yang beragam, dari 2 - 8
tahun sekali. Sementara penyu jantan menghabiskan seluruh hidupnya di laut,
betina sesekali mampir ke daratan untuk bertelur. Penyu betina menyukai pantai berpasir yang
sepi dari manusia dan sumber bising dan cahaya sebagai tempat bertelur yang
berjumlah ratusan itu, dalam lubang yang digali dengan sepasang tungkai
belakangnya. Pada saat mendarat untuk bertelur, gangguan berupa cahaya ataupun
suara dapat membuat penyu mengurungkan niatnya dan kembali ke laut.
Penyu yang menetas di perairan pantai Indonesia ada yang
ditemukan di sekitar kepulauan Hawaii. Penyu
diketahui tidak setia pada tempat kelahirannya.
Tidak banyak regenerasi yang
dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor
penyu betina, paling banyak hanya belasan tukik (bayi penyu) yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh
dewasa. Itu pun tidak memperhitungkan faktor perburuan oleh manusia dan pemangsa alaminya
seperti kepiting, burung dan tikus di pantai,
serta ikan-ikan besar
begitu tukik tersebut menyentuh perairan dalam.
Di tempat-tempat yang populer sebagai
tempat bertelur penyu biasanya sekarang dibangun stasiun penetasan untuk
membantu meningkatkan tingkat kelulushidupan (survival). Di Indonesia misalnya terdapat stasiun penetasan di:
- Pantai selatan Jawa Barat (Pangumbahan, Cikepuh KSPL Chelonia UNAS)
- pantai selatan Bali (di dekat Kuta)
- Kalimantan Tengah (Sungai Cabang FNPF)
- pantai selatan Lombok
- Jawa Timur (Alas Purwo)
- Bengkulu (Retak ilir Muko-muko)
- Pulau Cangke Kabupaten Pangkep Prov. Sulawesi selatan
- Pulau Jemur Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau (Info Selengkapnya kunjungi Website Resminya)
Isu konservasi
Dalam laporan Conservation International (CI) yang diumumkan pada simposium
tahunan ke-24 mengenai usaha pelestarian penyu di Kosta Rika disebutkan,
banyaknya penyu belimbing turun dari sekitar 115.000 ekor betina dewasa menjadi
kurang dari 3.000 ekor sejak tahun 1982. Penyu belimbing telah mengalami
penurunan 97% dalam waktu 22 tahun terakhir. Selain itu, lima spesies penyu
juga beresiko punah, meski tidak dalam jangka waktu yang singkat seperti penyu
belimbing.
Hampir semua jenis penyu termasuk ke
dalam daftar hewan yang dilindungi oleh undang-undang nasional maupun internasional karena
dikhawatirkan akan punah disebabkan oleh jumlahnya makin sedikit. Di samping
penyu belimbing, dua spesies lain, penyu Kemp’s Ridley dan penyu sisik juga
diklasifikasikan sebagai sangat terancam punah oleh The World Conservation
Union (IUCN). Penyu hijau
(Chelonia mydas), penyu lekang
atau penyu abu-abu (Lepidochelys
olivacea), dan penyu tempayan atau loggerhead (Caretta
caretta) digolongkan sebagai terancam punah. Hanya penyu pipih (Natator depressus) yang diperkirakan
tidak terancam.
Sebagian orang menganggap penyu adalah
salah satu hewan laut yang memiliki banyak kelebihan. Selain
tempurungnya yang menarik untuk cendramata, dagingnya yang lezat ditusuk jadi Sate penyu berkhasiat
untuk obat dan ramuan kecantikan. Terutama di Tiongkok dan Bali, penyu menjadi
bulan-bulanan ditangkap, disantap, tergusur dari pantai, telurnyapun diambil.
Meski sudah ada Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun
1999 tentang Pelestarian Jenis Tumbuhan dan Satwa, yang
melindungi semua jenis penyu, perburuan terhadap hewan yang berjalan lamban ini
terus berlanjut. Untuk mencegah kepunahan penyu, terutama penyu belimbing,
beberapa negara telah melindungi tempat bertelur penyu. Salah satunya adalah di
Jamursba Medi, yang terletak di pantai utara Irian. Pantai itu
baru-baru ini ditetapkan sebagai wilayah konservasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar