REAKSI UJI LIPID DAN
PENENTUAN BILANGAN IODIUM
Lipid adalah senyawa
organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, dapat diekstrak
dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Asam
lemak adalah komponen unit pembangun pada hampir semua lipid. Asam lemak adalah
asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24. Asam
lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang
panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan
tampak berminyak atau berlemak.
Suatu asam lemak
merupakan suatu rantai hidrokarbon dengan suatu gugusan karboksil terminal,
telah diidentifikasi lebih dari 70 asam lemak yang tersedia di alam. Walaupun
asam lemak berantai pendek, contohnya, asam lemak berantai empat-atau enam- adalah
lazim ditemukan, namun triasilgliserol utama ditemukan pada tumbuh-tumbuhan
memiliki asam lemak dengan jumlah atom karbon genap, dengan panjang 14 hingga
22 karbon. Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan ganda C=C dalam
strukturnya, sementara asam lemak tidak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan
ganda, yang kadang-kadang berada dalam konfigurasi geometris cis. Asam lemak
tidak jenuh paling melimpah memiliki satu atau dua ikatan ganda (masing-masing,
asam lemak monoenoat dan dienoat); namun, asam lemak olefinik dengan tiga
(trienoat) dan empat (tetraenoat) ikatan ganda juga ditemukan secara alamiah.
Lipid secara umum
dapat dibagi ke dalam dua kelas besar, yaitu lipid sederhana dan lipid
kompleks. Yang termasuk lipid sederhana antara lain adalah:
1) trigliserida dari lemak atau minyak seperti ester asam lemak
dan gliserol, contohnya adalah lemak babi, minyak jagung, minyak biji kapas,
danbutter,
2) lilin yang merupakan ester asam lemak dari rantai panjang
alkohol, contohnya adalahbeeswax, spermaceti, dan carnauba wax, dan
3) sterol yang didapat dari hidrogenasi parsial atau menyeluruh
fenantrena, contohnya adalah kolesterol dan ergosterol.
Lipid atau
trigliserida merupakan bahan bakar utama hampir semua organisme disamping
karbohidrat. Trigliserida adalah triester yang terbentuk dari gliserol dan
asam-asam lemak. Asam-asam lemak jenuh ataupun tidak jenuh yang dijumpai pada
trigliserida, umumnya merupakan rantai tidak bercabang dan jumlah atom
karbonnya selalu genap.Trigliserida dengan bagian utama asam lemak tidak jenuh
dapat diubah secara kimia menjadi lemak padat oleh proses hidrogenasi sebagian
ikatan gandanya.
Terdapat berbagai macam
uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi analisis kualitatif maupun
kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid diantaranya adalah sebagai berikut:
·
Uji Kelarutan Lipid. Uji ini terdiri atas
analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terhadap berbagai macam pelarut.
·
Uji Acrolein. Dalam uji ini terjadi
dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan
aldehid akrilat atau akrolein.
·
Uji Kejenuhan Pada Lipid. Uji ketidak
jenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah termasuk asam
lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl
·
Uji Ketengikan. Dalam uji ini, diidentifikasi
lipid mana yang sudah tengik dengan yang belum tengik yang disebabkan oleh
oksidasi lipid.
·
Uji Salkowski Untuk Kolesterol. Uji Salkowski
merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan
kolesterol.
·
Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif
untuk kolesterol. Prinsip uji ini adalah mengidentifikasi adanya kolesterol
dengan penambahan asam sulfat ke dalam campuran.
·
Uji Bilangan Iodium. Lipid mengandung
bermacam-macam asam lemak tak jenuh yang bereaksi dengan ion. Jumlah iod yang
diabsorpsi menetukan jumlah ketidak jenuhan dalam lipid. Jadi angka iod
didefinisikan sebagai berikut: banyaknya gram iod diabsorpsi oleh 100 gr lipid.
Dua metode yang umumnya dipakai yaitu: metode Hanus yang memakai iodin bromida
sebagai carrier dan metode Wijs yang memakai iodin klorida. Namun metode yang
digunakan pada percobaan ini adalah metode iodin Hanus. Sebanyak 0,25 gr lipid
padat ditambahkan 10 ml kloroform. Lipid padat ini tidak larut dalam kloroform
karena lipid yang digunakan adalah lipid padat, bukan lipid yang sudah
dicairkan dengan proses pemanasan. Selanjutnya ditambahkan 30 ml larutan iodin
Hanus kemudian didiamkan selama 30 menit dengan sesekali dikocok. Hasil yang
diperoleh, larutan menjadi cokelat tua. Setelah 30 menit larutan ini
ditambahkan dengan 10 ml larutan KI 15%. Larutan berubah warna menjadi cokelat
muda. Selanjutnya ditambahkan 100 ml aquadest kemudian dititrasi dengan Na2S2O3
0,1 N, larutan menjadi kuning, setelah itu ditambahkan dengan 2 ml indikator
kanji sampai larutan berwarna putih dan dititrasi lagi dengan Na2S2O3.
Pada titrasi kedua ini larutan tidak berubah atau tidak terjadi perubahan warna
larutan. Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan,sedangkan
lemak yang barasal dari tumbuhanberupa zat cair.Lemak yang mempunyai titik
lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak cair atau yng
basa disebut minyak mengandung asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan
mempunyai susunan asam lemak yangberbeda-beda. Untuk menentukan derajat ketidak
jenuhan asam lemak yang terkandung didalamnya diukur dengan bilangan iodium. Iodium dapat bereaksi dengan ikatan
rangkap dalam asam lemak. Tiapmolekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu
ikatan rangkap. Olehkarenanya makin banyak ikatan rangkap,makin banyak pula
iodium yang dapatbereaksi.
·
Uji Penyabunan. Uji penyabunan untuk asam-asam
lemak dilakukan dengan menambahkan 10 ml KOH alkoholis 10% atau NaOH 10 %
kedalam minyak yang hendak diuji, kemudian dikocok.
·
Uji Bilangan Penyabunan/Angka Penyabunan. Bilangan
penyabunan adalah bilangan yang menunjukkan jumlah mg kalium hidroksida yang
diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas dan menyabunkan ester yang
terdapat dalam 1 g zat uji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar