Entri Populer

Selasa, 30 September 2014

Analisis vegetasi pada Rumput-Rumputan



BAB I
PENDAHULUAN
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.
Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Beraneka tipe hutan,kebun, padang rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh vegetasi. Analisis vegetasi biasa dilakukan oleh ilmuwan ekologi untuk mempelajari kelimpahan jenis serta kerapatan tumbuh-tumbuhan pada suatu tempat.
Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan.  Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastis karena pengaruh anthropogenik.
Konsep dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat beragam tergantung kepada keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya. Contoh yang digunakan untuk mempelajari suksesi dan evaluasi hasil suatu pengendalian gulma. Pada area yang luas dengan vegetasi semak rendah misalnya digunakan metode garis (line intercept), untuk pengamatan sebuah peta dengan vegetasi yang tumbuh menjalar (creeping) digunakan metode titik (point intetcept), dan untuk daerah yang luas serta tidak tersedia waktu yang cukup digunakan metode estimasi visual (visual estimation). Juga harus diperhatikan keadaan geologi, tanah, topografi, dan data vegetasi yang mungkin telah ada sebelumnya, serta fasilitas kerja atau keadaan seperti peta, lokasi yang dicapai, waktu yang tersedia, dan sebagainya. Kesemuanya untuk memperoleh efisiensi pendataan vegetasi.
Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi penyebaran tumbuhan yang ada baik secara ruang dan waktu. Rawa-rawa, padang rumput dan hutan merupakan suatu contoh vegetasi. Suatu vegetasi kadangkala dibagi menjadi beberapa komunitas yang tumbuh bersama di suatu daerah. Beberapa komunitas tersebut juga disebut assosiasi yaitu sekumpulan tumbuhan yang tumbuh bersama pada lingkungan yang sama. Komunitas tumbuhan akan selalu di dominasi oleh jenis tumbuhan tertentu sebagai gulma. Komunitas tumbuhan sering kali digunakan oleh ahli ekologi untuk menjelaskan suatu vegetasi di suatu wilayah. Adapun sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh komunitas tumbuhan adalah: a)  Mempunyai komposisi floristik yang tetap, b)  Fisiognomi (struktur, tinggi, penutupan, tajuk daun, dsb), c)  Mempunyai penyebaran yang karakteristik dengan lingkungan habitatnya
Analisis vegetasi ditujukan untuk mempelajari tingkat suksesi, evaluasi hasil pengendalian gulma, perubahan flora (shifting) sebagai akibat metode pengendalian tertentu dan evaluasi herbisida (trial) untuk menentukan aktivitas suatu herbisida terhadap jenis gulma di lapangan. Konsep dan metode analisis vegetasi sangat bervariasi tergantung keadaan vegetasi dan tujuan analisis. Metode yang digunakan harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi vegetasi. Metode garis (line intercept) biasanya digunakan untuk areal yang luas dengan vegetasi semak rendah. Metode titik (point intercept) biasanya digunakan untuk pengamatan sebuah petak contoh dengan vegetasi yang tumbuh menjalar (creeping). Metode visual (visual emotion) dapat digunakan untuk suatu survey daerah yang luas dan tidak tersedia cukup waktu.
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasi ini sering juga disebut Universe. Anggota populasi dapat berupa benda hidup maupun benda mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati. Populasi yang tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut "Populasi Infinit" atau tak terbatas, dan populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang dapat diberi nomor identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik, dll disebut "Populasi Finit". Suatu kelompok objek yang berkembang terus (melakukan proses sebagai akibat kehidupan atau suatu proses kejadian) adalah Populasi Infinitif.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode Garis Menyinggung
            Metode ini secara khusus digunakan dalam penarikan contoh tipe-tipe vegetasi yang bukan hutan. Tipe komunitas ini umumnya berupa semak-semak atau semak rendah/rumput. Langkah-langkah operasional dilapangan perlu memperhatikan :
a.    Terhadap tipe vegetasi yang diamati didalamnya dibuat jalur-jalur transek. Jalur-jalur transek tersebut dimulai dari titik-titik yang pada dasarnya ditentukan secara acak, sistematik, atau titik awal secara acak dan selanjutnya sistematik tetapi tidak di daerah ekoton.
b.    Jalur-jalur transek tersebut dibagi kedalam interval-interval. Setiap interval dapat dianggap sepadan dengan unit petak contoh. Daerah ini dianggap sebagai satuan terkecil analisis vegetasi.
c.    Individu yang tersinggung garis transek baik yang terletak diatas maupun dibawah garis tersebut merupakan jenis yang diamati dan dicatat datanya.
d.   Data yang tercatat dari masing-masing individu itu adalah berupa pengukuran panjang transek yang terpotong (intercept, I) dan lebar maksimum tajuk tumbuhan yang diproyeksikan kedalam transek (Maximum Width,M)
e.    Untuk individu-individu yang terukur yang dikenal dilapangan, maka harus diidentifikasi.
f.     Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dapat disusun besaran Indeks Nilai Penting jenis-jenis di dalam komunitasnya dengan memperhatikan persamaan-persamaan yang akan dijelaskan dibawah ini. Untuk mendapatkan besaran tersebut, data lapangan dari setiap jenis tumbuhan disajikan ke dalam :
1. Jumlah individu yang terhitung (N)
2. Jumlah panjang transek yang terpotong (I)
3. Jumlah banyak interval yang diduduki oleh suatu jenis terhadap keseluruhan jumlah interval dalam penarikan contoh.
4. Jumlah kebalikan dari maksimum lebar penutupan tumbuhan terhadap jalur transek (∑ )


2.2 Rumus Parameter Vegetasi
            Dari hasil pengukuran di lapangan, untuk dapat mengetahui jenis yang dominannya, selanjutnya dilakukan pengolahan berdasarkan parameter-parameter sebagai berikut :
·      Kerapatan dan Kerapatan Relatif
            Angka kerapatan menunjukkan jumlah individu dari jenis-jenis yang menjadi anggota suatu komunitas tumbuhan dalam luasan tertentu. Untuk metode analisis vegetasi cara garis menyinggung, maka besarnya nilai tersebut adalah :
a. Kerapatan Jenis I (KM)
 x ( ∑  )
Mi = Maksimum proyeksi tajuk jenis I yang diukur pada jalur transek
b. Kerapatan Relatif jenis I (KR)
 x 100%

·      Frekuensi dan Frekuensi Relatif
Frekuensi merupakan besaran yang menyatakan derajat penyebaran jenis di dalam komunitasnya. Angka ini diperoleh dengan melihat perbandingan jumlah dari interval-interval yang diduduki oleh suatu jenis terhadap keseluruhan interval yang diambil sebagai contoh didalam melakukan suatu analisis vegetasi terhadap tipe komunitas tertentu.
Jenis tumbuhan yang tersebar secara acak atau random, nilai besaran frekuensi yang dimiliki olehnya akan menunjukkan angka yang lenbih besar daripada jenis yang di alam tersebar secara bergerombol. Sementara itu jenis yang tersebar secara seragam atau teratur akan memiliki nilai besaran frekuensi yang paling tinggi. Jenis-jenis akan terdapat berada pada semua area habitat yang mereka tempati.
Frekuensi Suatu jenis I (FM)
 x 100%
            Selanjutnya untuk menghitung nilai frekuensi relative jenis dari metode garis menyinggung ini harus diperhitungkan adanya faktor penimbang, F yang akan digunakan untuk menghitung besarnya frekuensi tertimbang, dimana untuk selanjutnya nilai itu akan ditemukan kedalam nilai frekuensi relative. Adapun besarnya faktor penimbang (F) adalah :
            Besarnya frekuensi tertimbang suatu jenis I itu adalah Fti = (F) x (Jumlah interval yang diduduki oleh jenis i).
Frekuensi Relatif jenis I (FR)
 x 100%

·      Dominansi dan Dominansi Relatif
            Besaran dominansi suatu jenis tumbuhan diturunkan dari data penutupan tajuk tumbuhan dalam seluruh areal contoh. Nilai ini menunjukkan derajat penguasaan ruang atau tempat tumbuh, untuk menggambarkan struktur suatu tipe komunitas. Penutupan tajuk suatu jenis tumbuhan akan menggambarkan adanya perubahan jenis yang menghuni suatu habitat.
Dominansi Jenis i
Dominansi Relatif jenis I (DR)
 x 100%

·      Indeks Nilai Penting
            Indeks Nilai Penting merupakan besaran yang menunjukkan kedudukan suatu jenis terhadap jenis lain di dalam suatu komunitas. Nilai dari indeks ini diturunkan dari nilai kerapatan relative, frekuensi relative, dan dominansi relative dari jenis-jenis yang menyususn tipe komunitas. Semakin besar nilai indeks berarti jenis yang bersangkutan semakin besar berperan didalam komunitas maka peranannya akan semakin terbagi-bagi dan besarnya indeks nilai penting akan semakin bervariasi. Namun sebaliknya, semakin homogeny jenis didalam komunitas maka peranan jenis akan lebih terpusatkan pada beberapa jenis, bahkan mungkin hanya pada satu jenis jika masyarakat tumbuhan tersebut membentuk suatu konsosiasi. Dalam keadaan seperti ini, besarnya indeks nilai penting hamper mendekati nilai yang paling besar, yaitu 300%. Jika INP/3 maka diperoleh nilai SDR dan jenis yang dominan nilai SDR nya mendekati 100%.




Tabel 1. Data Lapang Metode Garis Menyinggung
Nomor Interval
Nama Jenis
I
M
Lokal
Botani
1
Ilalang
Imperrata cylindrical
5
1,2
4,16
2
Rumput Teki
Cyperus rotundus
4
0,5
8
3
Rumput Teki
Cyperus rotundus
4
0,5
8
4
Ilalang
Imperrata cylindrica
5
1,2
4,16
5
Ilalang
Imperrata cylindrica
5
1,2
4,16
6
Rumput Teki
Cyperus rotundus
4
0,5
8
7
Rumput Teki
Cyperus rotundus
4
0,5
8
8
Ilalang
Imperrata cylindrica
5
1,2
4,16


Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Metode Garis Menyinggung
No
Jenis Tumbuhan
N
I
Interval tercatatnya jenis
Kerapatan
Frekuensi
Dominansi
INP
K
KR (%)
F
F (%)
D
DR (%)
1
Ilalang
4
20
4
5
5
55,5
0,5
50
0,56
0,56

2
Rumput Teki
4
16
4
4
4
44,4
0,5
50
0,44
0,44
Jumlah
8
36
8
9
9
99,9
1
100
1
100
299,9

Perhitungan:
·         Kerapatan                                            - Kerapatan relatif
Ilalang :  x 9                                        Ilalang :
            = 5                                                          = 55,5 %
Rumput Teki :  x 9                              Rumput Teki :
                     = 4                                                          = 44,4%



·         Frekuensi                                             - Frekuensi Kerapatan
Ilalang :  = 0,5                                       Ilalang :
Rumput Teki:                              Rumput Teki :


·         Dominansi                                           - Dominansi Relatif
Ilalang :                                 Ilalang :
Rumput Teki:                      Rumput Teki :

·         Indeks Nilai Penting (INP)
INP = KR + FR + DR
        = 99,9% + 100% + 100%
        = 299,9 %


















BAB III
PENUTUP
1.    Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat.
2.    Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. 
3.    Metode garis (line intercept) biasanya digunakan untuk areal yang luas dengan vegetasi semak rendah.
4.    Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau daerah.
5.    Metode Garis Menyinggung. Metode ini secara khusus digunakan dalam penarikan contoh tipe-tipe vegetasi yang bukan hutan. Tipe komunitas ini umumnya berupa semak-semak atau semak rendah/rumput.
6. Langkah-langkah operasional dilapangan perlu memperhatikan :
·         Terhadap tipe vegetasi yang diamati didalamnya dibuat jalur-jalur transek. Jalur-jalur transek tersebut dimulai dari titik-titik yang pada dasarnya ditentukan secara acak, sistematik, atau titik awal secara acak dan selanjutnya sistematik tetapi tidak di daerah ekoton.
·         Jalur-jalur transek tersebut dibagi kedalam interval-interval. Setiap interval dapat dianggap sepadan dengan unit petak contoh. Daerah ini dianggap sebagai satuan terkecil analisis vegetasi.
·         Individu yang tersinggung garis transek baik yang terletak diatas maupun dibawah garis tersebut merupakan jenis yang diamati dan dicatat datanya.
·         Data yang tercatat dari masing-masing individu itu adalah berupa pengukuran panjang transek yang terpotong (intercept, I) dan lebar maksimum tajuk tumbuhan yang diproyeksikan kedalam transek (Maximum Width,M)
·         Untuk individu-individu yang terukur yang dikenal dilapangan, maka harus diidentifikasi.
·         Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dapat disusun besaran Indeks Nilai Penting jenis-jenis di dalam komunitasnya.


Daftar Pustaka
Anonim . 2001. Analisis Vegetasi. hhtp://id.wikipedia.org/wiki/ekologi. Diakses 16 Desember 2013. Pukul 14.25 WIB
Manurung, Binari.2013. Ekologi Tumbuhan. Medan : FMIPA UNIMED
Tim Dosen Ekologi Hewan. 2013. Penuntun Praktikum Ekologi Hewan. Medan : FMIPA UNIMED

Tidak ada komentar:

Posting Komentar