BAB
I
PENDAHULUAN
Vegetasi
merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang
hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama
tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi
itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem
yang hidup dan tumbuh serta dinamis.
Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah
istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan.
Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang menempati
suatu ekosistem.
Beraneka tipe hutan,kebun, padang rumput,
dan tundra merupakan
contoh-contoh vegetasi. Analisis vegetasi biasa dilakukan oleh ilmuwan ekologi
untuk mempelajari kelimpahan jenis serta kerapatan tumbuh-tumbuhan pada suatu
tempat.
Analisis vegetasi
adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi
atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pengamatan parameter vegetasi
berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah
maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan
abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik
yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar
dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi
oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi
yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan
pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami
perubahan drastis karena pengaruh anthropogenik.
Konsep dan
metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat beragam tergantung kepada keadaan
vegetasi itu sendiri dan tujuannya. Contoh yang digunakan untuk mempelajari
suksesi dan evaluasi hasil suatu pengendalian gulma. Pada area yang luas dengan
vegetasi semak rendah misalnya digunakan metode garis (line intercept), untuk
pengamatan sebuah peta dengan vegetasi yang tumbuh menjalar (creeping)
digunakan metode titik (point intetcept), dan untuk daerah yang luas serta tidak
tersedia waktu yang cukup digunakan metode estimasi visual (visual estimation).
Juga harus diperhatikan keadaan geologi, tanah, topografi, dan data vegetasi
yang mungkin telah ada sebelumnya, serta fasilitas kerja atau keadaan seperti
peta, lokasi yang dicapai, waktu yang tersedia, dan sebagainya. Kesemuanya
untuk memperoleh efisiensi pendataan vegetasi.
Vegetasi
menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau daerah.
Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi penyebaran tumbuhan
yang ada baik secara ruang dan waktu. Rawa-rawa, padang rumput dan hutan
merupakan suatu contoh vegetasi. Suatu vegetasi kadangkala dibagi menjadi
beberapa komunitas yang tumbuh bersama di suatu daerah. Beberapa komunitas
tersebut juga disebut assosiasi yaitu sekumpulan tumbuhan yang tumbuh bersama
pada lingkungan yang sama. Komunitas tumbuhan akan selalu di dominasi oleh
jenis tumbuhan tertentu sebagai gulma. Komunitas tumbuhan sering kali digunakan
oleh ahli ekologi untuk menjelaskan suatu vegetasi di suatu wilayah. Adapun
sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh komunitas tumbuhan adalah: a)
Mempunyai komposisi floristik yang tetap, b) Fisiognomi (struktur,
tinggi, penutupan, tajuk daun, dsb), c) Mempunyai penyebaran yang
karakteristik dengan lingkungan habitatnya
Analisis
vegetasi ditujukan untuk mempelajari tingkat suksesi, evaluasi hasil
pengendalian gulma, perubahan flora (shifting)
sebagai akibat metode pengendalian tertentu dan evaluasi herbisida (trial)
untuk menentukan aktivitas suatu herbisida terhadap jenis gulma di lapangan.
Konsep dan metode analisis vegetasi sangat bervariasi tergantung keadaan
vegetasi dan tujuan analisis. Metode yang digunakan harus disesuaikan dengan
struktur dan komposisi vegetasi. Metode garis (line
intercept) biasanya digunakan untuk areal yang luas dengan vegetasi semak
rendah. Metode titik (point intercept) biasanya digunakan untuk pengamatan
sebuah petak contoh dengan vegetasi yang tumbuh menjalar (creeping).
Metode visual (visual emotion) dapat digunakan untuk suatu survey daerah
yang luas dan tidak tersedia cukup waktu.
Populasi adalah
keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasi ini sering juga disebut Universe. Anggota
populasi dapat berupa benda hidup maupun benda mati, dimana sifat-sifat yang
ada padanya dapat diukur atau diamati. Populasi yang tidak pernah diketahui
dengan pasti jumlahnya disebut "Populasi
Infinit" atau tak
terbatas, dan populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang
dapat diberi nomor identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah karyawan tetap
pabrik, dll disebut "Populasi
Finit". Suatu kelompok
objek yang berkembang terus (melakukan proses sebagai akibat kehidupan atau
suatu proses kejadian) adalah Populasi
Infinitif.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Metode Garis Menyinggung
Metode ini
secara khusus digunakan dalam penarikan contoh tipe-tipe vegetasi yang bukan
hutan. Tipe komunitas ini umumnya berupa semak-semak atau semak rendah/rumput.
Langkah-langkah operasional dilapangan perlu memperhatikan :
a.
Terhadap tipe vegetasi yang diamati didalamnya dibuat
jalur-jalur transek. Jalur-jalur transek tersebut dimulai dari titik-titik yang
pada dasarnya ditentukan secara acak, sistematik, atau titik awal secara acak
dan selanjutnya sistematik tetapi tidak di daerah ekoton.
b.
Jalur-jalur transek tersebut dibagi kedalam
interval-interval. Setiap interval dapat dianggap sepadan dengan unit petak
contoh. Daerah ini dianggap sebagai satuan terkecil analisis vegetasi.
c.
Individu yang tersinggung garis transek baik yang terletak
diatas maupun dibawah garis tersebut merupakan jenis yang diamati dan dicatat
datanya.
d.
Data yang tercatat dari masing-masing individu itu adalah
berupa pengukuran panjang transek yang terpotong (intercept, I) dan lebar maksimum tajuk tumbuhan yang diproyeksikan
kedalam transek (Maximum Width,M)
e.
Untuk individu-individu yang terukur yang dikenal
dilapangan, maka harus diidentifikasi.
f.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dapat disusun
besaran Indeks Nilai Penting jenis-jenis di dalam komunitasnya dengan
memperhatikan persamaan-persamaan yang akan dijelaskan dibawah ini. Untuk
mendapatkan besaran tersebut, data lapangan dari setiap jenis tumbuhan
disajikan ke dalam :
1. Jumlah individu yang terhitung
(N)
2. Jumlah panjang transek yang
terpotong (I)
3. Jumlah banyak interval yang
diduduki oleh suatu jenis terhadap keseluruhan jumlah interval dalam penarikan
contoh.
4. Jumlah kebalikan dari maksimum
lebar penutupan tumbuhan terhadap jalur transek (∑
)
2.2 Rumus Parameter Vegetasi
Dari hasil
pengukuran di lapangan, untuk dapat mengetahui jenis yang dominannya,
selanjutnya dilakukan pengolahan berdasarkan parameter-parameter sebagai
berikut :
·
Kerapatan dan Kerapatan Relatif
Angka
kerapatan menunjukkan jumlah individu dari jenis-jenis yang menjadi anggota
suatu komunitas tumbuhan dalam luasan tertentu. Untuk metode analisis vegetasi
cara garis menyinggung, maka besarnya nilai tersebut adalah :
a. Kerapatan Jenis I (KM)
x ( ∑
)
Mi = Maksimum proyeksi tajuk jenis I
yang diukur pada jalur transek
b. Kerapatan Relatif jenis I (KR)
x 100%
·
Frekuensi dan Frekuensi Relatif
Frekuensi merupakan besaran yang
menyatakan derajat penyebaran jenis di dalam komunitasnya. Angka ini diperoleh
dengan melihat perbandingan jumlah dari interval-interval yang diduduki oleh
suatu jenis terhadap keseluruhan interval yang diambil sebagai contoh didalam
melakukan suatu analisis vegetasi terhadap tipe komunitas tertentu.
Jenis tumbuhan yang tersebar secara
acak atau random, nilai besaran frekuensi yang dimiliki olehnya akan
menunjukkan angka yang lenbih besar daripada jenis yang di alam tersebar secara
bergerombol. Sementara itu jenis yang tersebar secara seragam atau teratur akan
memiliki nilai besaran frekuensi yang paling tinggi. Jenis-jenis akan terdapat
berada pada semua area habitat yang mereka tempati.
Frekuensi Suatu jenis I (FM)
x 100%
Selanjutnya
untuk menghitung nilai frekuensi relative jenis dari metode garis menyinggung
ini harus diperhitungkan adanya faktor penimbang, F yang akan digunakan untuk
menghitung besarnya frekuensi tertimbang, dimana untuk selanjutnya nilai itu
akan ditemukan kedalam nilai frekuensi relative. Adapun besarnya faktor
penimbang (F) adalah :
Besarnya
frekuensi tertimbang suatu jenis I itu adalah Fti = (F) x (Jumlah interval yang
diduduki oleh jenis i).
Frekuensi Relatif jenis I (FR)
x
100%
·
Dominansi dan Dominansi Relatif
Besaran dominansi
suatu jenis tumbuhan diturunkan dari data penutupan tajuk tumbuhan dalam
seluruh areal contoh. Nilai ini menunjukkan derajat penguasaan ruang atau
tempat tumbuh, untuk menggambarkan struktur suatu tipe komunitas. Penutupan
tajuk suatu jenis tumbuhan akan menggambarkan adanya perubahan jenis yang
menghuni suatu habitat.
Dominansi Jenis i
Dominansi Relatif jenis I (DR)
x
100%
·
Indeks Nilai Penting
Indeks
Nilai Penting merupakan besaran yang menunjukkan kedudukan suatu jenis terhadap
jenis lain di dalam suatu komunitas. Nilai dari indeks ini diturunkan dari
nilai kerapatan relative, frekuensi relative, dan dominansi relative dari
jenis-jenis yang menyususn tipe komunitas. Semakin besar nilai indeks berarti
jenis yang bersangkutan semakin besar berperan didalam komunitas maka
peranannya akan semakin terbagi-bagi dan besarnya indeks nilai penting akan
semakin bervariasi. Namun sebaliknya, semakin homogeny jenis didalam komunitas
maka peranan jenis akan lebih terpusatkan pada beberapa jenis, bahkan mungkin
hanya pada satu jenis jika masyarakat tumbuhan tersebut membentuk suatu
konsosiasi. Dalam keadaan seperti ini, besarnya indeks nilai penting hamper mendekati
nilai yang paling besar, yaitu 300%. Jika INP/3 maka diperoleh nilai SDR dan
jenis yang dominan nilai SDR nya mendekati 100%.
Tabel 1. Data Lapang Metode Garis
Menyinggung
Nomor Interval
|
Nama Jenis
|
I
|
M
|
|
|
Lokal
|
Botani
|
||||
1
|
Ilalang
|
Imperrata cylindrical
|
5
|
1,2
|
4,16
|
2
|
Rumput Teki
|
Cyperus
rotundus
|
4
|
0,5
|
8
|
3
|
Rumput Teki
|
Cyperus rotundus
|
4
|
0,5
|
8
|
4
|
Ilalang
|
Imperrata
cylindrica
|
5
|
1,2
|
4,16
|
5
|
Ilalang
|
Imperrata cylindrica
|
5
|
1,2
|
4,16
|
6
|
Rumput Teki
|
Cyperus
rotundus
|
4
|
0,5
|
8
|
7
|
Rumput Teki
|
Cyperus rotundus
|
4
|
0,5
|
8
|
8
|
Ilalang
|
Imperrata
cylindrica
|
5
|
1,2
|
4,16
|
Tabel 2. Data Hasil Pengamatan
Metode Garis Menyinggung
No
|
Jenis Tumbuhan
|
N
|
I
|
Interval tercatatnya jenis
|
|
Kerapatan
|
Frekuensi
|
Dominansi
|
INP
|
|||
K
|
KR (%)
|
F
|
F (%)
|
D
|
DR (%)
|
|||||||
1
|
Ilalang
|
4
|
20
|
4
|
5
|
5
|
55,5
|
0,5
|
50
|
0,56
|
0,56
|
|
2
|
Rumput Teki
|
4
|
16
|
4
|
4
|
4
|
44,4
|
0,5
|
50
|
0,44
|
0,44
|
|
Jumlah
|
8
|
36
|
8
|
9
|
9
|
99,9
|
1
|
100
|
1
|
100
|
299,9
|
Perhitungan:
·
Kerapatan
- Kerapatan relatif
Ilalang :
x 9 Ilalang :
=
5 = 55,5 %
Rumput Teki :
x 9 Rumput Teki :
= 4 = 44,4%
·
Frekuensi
- Frekuensi Kerapatan
Ilalang :
= 0,5 Ilalang :
Rumput Teki:
Rumput Teki :
·
Dominansi -
Dominansi Relatif
Ilalang :
Ilalang :
Rumput Teki:
Rumput Teki :
·
Indeks Nilai Penting (INP)
INP = KR + FR + DR
= 99,9% + 100% + 100%
= 299,9 %
BAB III
PENUTUP
1.
Vegetasi merupakan
kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup
bersama-sama pada suatu tempat.
2.
Analisis vegetasi
adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi
atau masyarakat tumbuh-tumbuhan.
3.
Metode garis (line intercept) biasanya
digunakan untuk areal yang luas dengan vegetasi semak rendah.
4.
Vegetasi menggambarkan
perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau daerah.
5.
Metode Garis Menyinggung. Metode ini secara khusus digunakan dalam penarikan contoh
tipe-tipe vegetasi yang bukan hutan. Tipe komunitas ini umumnya berupa
semak-semak atau semak rendah/rumput.
6. Langkah-langkah operasional dilapangan perlu
memperhatikan :
·
Terhadap tipe vegetasi yang diamati didalamnya dibuat
jalur-jalur transek. Jalur-jalur transek tersebut dimulai dari titik-titik yang
pada dasarnya ditentukan secara acak, sistematik, atau titik awal secara acak
dan selanjutnya sistematik tetapi tidak di daerah ekoton.
·
Jalur-jalur transek tersebut dibagi kedalam
interval-interval. Setiap interval dapat dianggap sepadan dengan unit petak
contoh. Daerah ini dianggap sebagai satuan terkecil analisis vegetasi.
·
Individu yang tersinggung garis transek baik yang terletak
diatas maupun dibawah garis tersebut merupakan jenis yang diamati dan dicatat
datanya.
·
Data yang tercatat dari masing-masing individu itu adalah
berupa pengukuran panjang transek yang terpotong (intercept, I) dan lebar maksimum tajuk tumbuhan yang diproyeksikan
kedalam transek (Maximum Width,M)
·
Untuk individu-individu yang terukur yang dikenal
dilapangan, maka harus diidentifikasi.
·
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dapat disusun
besaran Indeks Nilai Penting jenis-jenis di dalam komunitasnya.
Daftar Pustaka
Anonim . 2001. Analisis Vegetasi. hhtp://id.wikipedia.org/wiki/ekologi.
Diakses 16 Desember 2013. Pukul 14.25 WIB
Manurung, Binari.2013. Ekologi
Tumbuhan. Medan : FMIPA UNIMED
Tim Dosen Ekologi Hewan. 2013. Penuntun Praktikum Ekologi Hewan. Medan : FMIPA UNIMED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar